Australia Punya Agenda Busuk?

Tuesday, April 04, 2006

Jakarta, 2 April 2006 00:46 - Seluruh bangsa Indonesia merasa sangat terhina dengan karikatur harian The Weekend Australian edisi akhir pekan yang menista Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Seharusnya pengelola harian milik Rupert Murdoch itu berkaca pada tabiat rasis Australia sendiri kepada warga Aborigin, kata Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.
"Menyangkut penghinaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kita sangat-sangat terhina dan wajib marah," katanya di Jakarta, Sabtu malam, ketika diminta pendapatnya tentang karikatur karya Bill Leak itu.

Pada karikatur tersebut, Presiden Susilo digambarkan memakai kopiah hitam dan berekor sambil berkata, "Don`t take this the wrong way...". Sementara dibawahnya ada gambar seorang berkulit hitam yang dinyatakan pembuatnya, Bill Leak, sebagai warga Papua.
Menurut Habib, ia sangat tersinggung dengan tindakan penistaan yang dilakukan Harian The Australian itu. Penghinaan tersebut merupakan "penghinaan bagi seluruh bangsa Indonesia."
"Karena itu, kita meminta Deplu RI agar langsung bertindak. Apa itu dengan membuat nota protes atau bila perlu pemutusan hubungan diplomatik," katanya.

"Australia itu harus berkaca. Tidak ada Pemerintah Indonesia menindas orang-orang Papua. Yang ada adalah Pemerintah Australia yang menindas orang-orang Aborigin sebagai pemilik sah Benua Australia. Warga kulit putih Australia adalah pendatang; orang-orang buangan dari Inggris."

"Memang dulunya para penjahat kulih putih di Inggris yang dibuang ke Benua Australia. Merekalah orang-orang yang telah menyingkirkan warga Aborigin dan menjadikan mereka warga kelas dua padahal warga Aborigin inilah penduduk asli Australia. Jadi mereka (para redaktur The Weekend Australian --Red) harus berkaca dulu sebelum memuat karikatur semacam itu," kata Habib.

Tokoh FPI itu selanjutnya mengatakan bahwa orang-orang yang berada di dapur redaksi suratkabar tersebut adalah "orang-orang Australia yang rasis" .
Dalam pandangan Habib Rizieq, Australia memang memiliki agenda busuk untuk memerdekakan Papua Barat, seperti halnya mereka mendorong lepasnya Timor Timur dari NKRI. Karena itu, bangsa Indonesia sudah saatnya memboikot produk-produk negara itu.

Sementara itu, Ketua PWI Pusat, Tarman Azzam, yang dihubungi secara terpisah juga menyesalkan terbitnya karikatur yang menghina Presiden Yudhoyono sebagai kepala negara dan pemerintahan pertama yang dipilih langsung rakyat Indonesia.

"Penggambaran karikatur itu menunjukkan (sikap Australia yang --Red) tidak bersahabat. Sikap itu memancing permusuhan. Dia (The Weekend Australian --Red) boleh mengkritik tapi kritik itu harus proporsional. Dalam karikatur itu juga tergambar ada masalah-masalah politik dan budaya. Sangat disayangkan media Australia itu tidak memahami bagaimana sikap orang timur," katanya.

"Kita sesalkan itu. Pers kita hampir tidak mengenal model karikatur semacam itu, dan kalaupun ada pasti menimbulkan reaksi publik," katanya. Dalam konteks Australia, seharusnya mereka berkaca pada diri mereka sendiri atas apa yang mereka lakukan kepada orang-orang Aborigin, katanya.

"Australia itu tempat orang-orang buangan, orang-orang biadab yang dikumpulkan di benua itu. Bagaimana kita menghadapi orang dengan asal usul seperti ini?," tanyanya. [EL, Ant] -
http://www.gatra.com/artikel.php?id=93425

0 komentar: