Perang Kartun RI-Australia

Wednesday, April 05, 2006

Geli. Itu yang saya rasakan saat melihat Perang Kartun RI-Australia. Mendadak, kita diajak bicara tentang nasionalisme, cinta tanaha air, dan harga diri bangsa. Tak ada wacana, mengapa ada warga Papua yang memilih jadi warga Australia?

Jadi ingat sebuah email di Milis Mediacare. "Perang kartun ini adalah perang kejorokan, meskipun diselubungi "seni kartun". Sesungguhnya kalau tidak dimulai oleh Rakyat Merdeka, tentu tidak akan terjadi perang jorok tersebut.

Setuju banget. Tanpa ada kabar dari koran ini, kita bakal adem ayem. Bukankah nasionalisme kadang datang belakangan? Ketika kondisi normal, kita tak perlu bingung melihat merah putih terpuruk di halaman rumah. Pas ada negara tetangga memungut bendera, dan memasukkan ke bak sampah kita langsung teriak, "Eh, berani amat. Itu bendera saya!"

Negeri yang aneh.