Selamat Hari (Menjadi) Buruh Internasional

Thursday, May 01, 2008

“Saya bukan buruh. Apa yang saya lakoni selama ini adalah profesi. Jadi saya tak perlu ikut-ikutan unjuk rasa di Hari Buruh Internasional”

Profesi Anda apa?
”Saya wartawan”

Berarti Anda sekolah wartawan?
“Nggak, saya lulusan sekolah arsitektur”

Anda wartawan yang khusus nulis dunia arsitektur?
“Nggak juga. Saya juga nulis berita politik, kriminal dan hukum. Ya, sesekali nulis arsitektur”

Oo, berarti Anda yang menentukan standar gaji Anda sendiri? Per tulisan, per foto?
“Ya nggak dong. Kayak apa saja. Kan udah dapat gaji pokok yang saya terima tiap awal bulan. Ditransfer langsung ke nomor rekening saya. Keren nggak?”

Pasti Anda juga bebas memilih media tempat memunculkan karya-karya Anda.
“Anda ini gila apa sinting? Ya nggak lah. Wong saya kerja di sebuah media. Ya hanya di media itu saya berkarya”

Anda ikut asosiasi profesi?
“Nggak. Saya bener-bener wartawan independen!”

Terus Anda pegang Kode Etik Jurnalistik?
“Ya iyalah. Itu nyawa saya”

Kode etik yang mana?
“Pokoknya ada. Kode Etik Wartawan Indonesia”

Yang disepakati beberapa asosiasi profesi wartawan? AJI, PWI, dan lain-lain itu?
“Kalau nggak salah”

Omong-omong, mengapa Anda berprofesi jadi wartawan?
“Ini suara hati. Dan tentu demi keluarga saya”

Juga demi masyarakat luas?
“Halah. Sampeyan ini bicaranya kok tinggi amat. Kemoncolen”

Standar kerja yang Anda pakai, itu asal masyarakat senang atau asal perusahaan senang?
“Demi masyarakat, khususnya audience media saya”

Kalau apa yang menyenangkan masyarakat berbeda dengan kepentingan perusahaan?
“Saya akan berstrategi. Masyarakat tetap jadi prioritas”

Termasuk siap dipecat?
“Waduh, kan banyak jalan menuju Roma? Kalau dipecat, anak-istri saya makan apa?”

Kok takut dipecat?
”Ya mesti lah. Gaji di sini sangat lumayan-yan-yan”

Jadi anda ini profesi ya, bukan pekerja?
“Ya iyalah!”

4 komentar:

Unknown said...

hehehe....obrolan yang segar dan pas banget mas...bravo

Rebana said...

selamat hari buruh.
Indonesia dan Malaysia adalah dari rumpun yang hampir sama. makanya kita bisa bertemu di
http://jiwatempatan.blogspot.com/

Anonymous said...

wah, wawancara yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan, mas hendra, hehehehe ... saya jadi ingat bahwa salah satu pilar demokrasi adalah pers. nah, di situlah *sok tahu nih* kinerja wartawan dipertaruhkan dalam menyuarakan nilai2 kebenaran, kejujuran, dan keadilan. bravo wartawan indonesia dan selamat hari buruh. *terlambat, yak, kan 1 Mei, hehehehe *

life is about choices. when you have no choice, make your own choice.